Kiat Menulis Cerita Fiksi


 

  • Pertemuan         : ke-11
  • Moderator         : Helwiyah
  • Narasumber      : Sudomo, SPt.

        PJJ lagi….PJJ lagi…. begitulah reaksi siswa-siswiku setelah membaca pengumuman yang saya share di grup kelas XII Ilmu Bahasa. Pengumuman yang ku terima dari  Kepala Madrasah sebelum kelas BM dimulai malam ini membuat semua siswaku kaget. Betapa tidak? Selama menyandang status sebagai siswa , belum sampai setahun mereka belajar tatap muka.

           Begitu membuka WAG kelas BM gelombang 24 sudah ada kalimat  sapaan pembuka dari moderator yang luar biasa Bu Helwiyah. Beginilah kalimatnya: “Senja baru beranjak pergi, sebagian wilayah Indonesia sudah diselimuti gelap pertanda malam sudah tiba. Sebagian orang masih  berjuang melawan kemacetan di jalan raya sebagian sudah  di rumah, berkumpul bersama keluarga sambil  nonton TV atau makan malam." Kalimat yang indah sesuai dengan tema yang akan disampaikan narasumber pada malam ini yaitu  “Kiat Menulis Cerita Fiksi"

       Suasana rumah sudah aman, laptop sudah ready, secangkir kopi dan cemilan amplang di toples kecil juga sudah siap. Mulailah saya menyimak moderator menyapa salam sehat, salam bahagia dan salam semangat untuk berkarya kepada anggota peserta kelas BM gelombang 24.   

        Materi malam ini tentang “ Kiat Menulis Cerita Fiksi " akan disampaikan oleh Bapak Sudomo , S.Pt yang biasa disapa dengan panggilan Mazmo atau Pak Momo. Seorang sarjana peternakan yang mumpuni di bidang literasi . Seorang pencinta formula fisika, gejala alam semesta, dan rangkaian kata yang cinta mati dengan serpihan surga di bumi Pulau Lombok ini awalnya menulis hanya untuk menumpahkan kegelisahan ide-ide di kepala. Ia meyakini, bahwa pada akhirnya akan besar dengan belajar dari hal-hal kecil di sekitar. Karenanya ia berusaha terus menjadi manusia pembelajar melalui berbagai kompetisi menulis. Info lengkap Pak Momo bisa dikenali lewat kata di blog pribadinya http://www.eigendomo.com atau Twitter @momo_DM dan Instagram @momo_DM.

        Seorang sarjana peternakan yang ahli menulis fiksi itu sesuatu banget. Apalagi sudah sukses menerbitkan buku kumpulan cerpen dan puisi bahkan menjadi finalis dalam lomba menulis cerpen tema Ramadan kategori perorangan dan kolaborasi yang diselenggarakan oleh Nulis buku tahun 2013.

        Kesibukannya sebagai guru penggerak angkatan ke-2, apalagi saat ini dipercaya menjadi Ketua Komunitas Guru Penggerak Kabupaten Lombok Barat, aktivitas menulis berubah menjadi seputar kiprah komunitas. Menulis di blog pun lebih banyak tentang guru penggerak karena kesibukan itulah Pak Momolama tidak menulis fiksi.

        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi adalah cerita rekaan dalam karya sastra. Cerita fiksi ialah pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau rekaan, tidak berdasarkan kenyataan. Proses imajinasi nonilmiah sangat diperlukan dalam membuat karya fiksi.

          Cerita fiksi salah satu cerita yang banyak digemari oleh semua kalangan. Semua umur dapat menikmati tulisan atau cerita fiksi. Jadi jika ingin membuat cerita fiksi , cara paling mudah salah satunya adalah mencari target pembaca yang sesuai dengan cerita yang kita buat.

Kiat Menulis Cerita Fiksi adalah :

    1. Niat yang betul karena langkah awal menata niat itu penting
    2. Tentukan Tema. Untuk menggarap tulisan fiksi, tentukan tema terlebih dulu
    3. Pengenalan awal cerita dengan menarik perhatian pembaca
    4. Tentukan Alur terlebih dulu
    5. Kuatkan Sisi Konflik
    6. Gunakan Pertimbangan Logis dan Perkuat Imajinasi
    7. Gunakan Perspektif Unik
    8. Pilih susunan kalimat dan diksi yang tepat

A. Mengapa kita harus menulis fiksi ?

Pertama, Salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

Kedua, Menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

Ketiga, Cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.

Keempat, Menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

 B. Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi?

Pertama, Komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

Kedua, Kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

Ketiga, Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

Keempat, Mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.

Kelima, Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

C.Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?

Pertama, Tema merupakan ide pokok cerita. Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.

Kedua, Premis merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.

Ketiga, Alur/plot merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

Keempat, Penokohan merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

Kelima, Latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.

Keenam, Sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

D. Bagaimana Kita Menulis Cerita Fiksi?

Pertama, Niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

Kedua, Perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

Ketiga, Terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

Keempat, Buat outline/kerangka karangan, misalnya:
    1. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
    2. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
    3. Membuat premis sesuai tema
    4. Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
    5. Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
    6. Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
    7. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
Kelima, mulailah menulis. Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik) dengan cara:

    1. Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas
    2. kepada pembaca
    3. Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
    4. Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
    5. Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
    6. Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
    7. Membuat ending yang baik
Keenam, Lakukan swasunting setelah selesai menulis;
    1. Jangan menulis sambil mengedit
    2. Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita
    3. Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;
    4. Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
        
        Momok sebagian penulis fiksi bisa diatasi dengan menguatkan kembali motivasi dan komitmen diri dalam menyelesaikan tulisan. Kuatkan niat memulai dan menyelesaikan. hanya dengan ini, maka kita akan bisa menuntaskan cerita fiksi yang kita tulis.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tokoh Idola

Pembelajaran Literasi Membaca

How To Be The F1