Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie



Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

  • Pertemuan       : 18
  • Moderator       : Rosmiyati
  • Narasumber    : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.
  • Hari,Tanggal   : Jumat, 25 Februari 2022
        Jumat, tanggal 25 Februari 2022 tak terasa sudah memasuki pertemuan ke-18. Bunda Rosmiyati yang cerdas dan enerjik membuka pertemuan dengan memberikan semangat yang luar biasa dan memberikan pandangan tentang bagaimana persiapan untuk menerbitkan buku. 

        Narasumber pada pertemuan kali ini Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis  termasuk yang menerbitkan sertifikat peserta yang lulus. Sosok yang masih muda seorang blogger millennial  lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan.
Profil lengkapnya di https://www.praszetyawan.com/p/profil.html

        Berkaitan dengan tema pertemuan hari ini menurut moderator Bu Rosmiyati, yang terpenting untuk menerbitkan buku, siapkan naskah terbaik. Pada pertemuan  ke-18, ada baiknya mulai menentukan judul dan outline (daftar isi)-nya. Selanjutnya, terapkan ilmu yang disampaikan Pak D Susanto dengan memaksimalkan penggunaan KBBI dan PUEBI. Jika naskah buku sudah siap, kita harus segera menentukan penerbit untuk menerbitkan buku kita agar pengaturan naskah kita sesuai dengan ketentuan penerbit yang kita pilih terkait bentuk huruf, spasi, margin, lay out, dll.

         Masalah dimana akan menerbitkan buku tidak perlu bingung karena para narasumber di kelas BM bersama Om Jay akan memberikan solusinya. Pada pertemuan ke-17  ada Pak Mukminin  pemilik Penerbit Kamila Lamongan   yang sudah memaparkan ketentuan tentang menerbitkan buku di Karmila Pres. Ada juga Bu Kanjeng yang siap dengan Penerbit Oase, dan Pak Brian yang juga akan  memperkenalkan 2 penerbit rekannya. Dimana pun akan menerbitkan buku yang penting dipersiapka naskahnya dahulu baru ditentukan penerbit yang akan dipilih. 

        Memasuki pertemuan ke-18  berarti 2 pertemuan lagi bisa dibilang batas minimal pengumpulan resume untuk menuju tahap resume minimal. 

        
Peserta kelas BM gelombang 24 dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat 40 jam apabila bisa menerbitkan buku solo. Pada waktu saya masih sekolah dulu mendengar kata penerbit masih terasa awam karena saya tidak pernah terbayang sama sekali bagaimana bisa menerbitkan buku. Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama. Beruntung akhir-akhir ini ada Penerbit Indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.  Pada saat bergabung ikut menulis antologi puisi saya tidak tau prosesnya seperti apa. Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah pasti diterbitkan  dan proses penerbitan pun mudah dan cepat.
    
        Pada  pertemuan ini, Pak Brian akan  membantu  memberi informasi yang lengkap dan jelas tentang penerbit indie. Agar nanti para peserta  segera menerbitkan buku setelah memiliki 20 resume. 

A. Ciri-ciri penerbit indie antara lain:

  1. Tidak ada seleksi, semua jenis naskah diterima
  2. Proses terbit cepat atara 1 sampai 3 bulan
  3. Biaya penerbitan bervariasi tergantung ketentuan dan vasilitas penerbitan
  4. Biaya cetak ulang dan ongkir ditanggung penulis
  5. Penulis menentukan sendiri harga bukunya
  6. Tidak memasarkan buku ke toko buku
  7. Penulis yang harus memasarkan sendiri bukunya jika ingin bukunya laris
        Bagi penulis pemula solusinya  lebih tepat apabila memilih penerbit Indie agar bisa segera memujudkan mimpi. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan. Buku pertama Pak Brian bisa dilihat di https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html.

B. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie:

  1. Biaya penerbitan
  2. Fasilitas penerbitan
  3. Batas maksimal jumlah halaman
  4. Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  5. Apakah dapat Master PDF
  6. Lama penerbitan
  7. Jumlah buku yang didapat penulis 
        Hal-hal di atas dari awal harus diketahui  jangan sampai baru tahu belakangan. kadang ada penerbit yang bilang gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri. Atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar. 

        Pak Brian memberikan solusi tentang Penerbit Indie milik dua rekannya yang ada di  Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Di Penerbit Depok dan Penerbit Malang pilihan yang tepat untuk menerbitka buku. Selain proses kinerjanya yang cepat tidak lebih dari 2 bulan., harganya juga murah. Hasil cetakannya bagus kita tidak perlu mengalami pengalaman yang mengecewakan saat menerbitkan buku, karena ada Pak Brian  yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.

C. Info lengkapnya Penerbit Depok dan Penerbit Malang 

    1. Penerbit Depok
       https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html
    2. Penerbit Malang
      https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

D. Perbedaan  Penerbit Depok dan Penerbit Malang 


                                             Perbedaan Penerbit Depok dan Penerbit Malang

NO

Penerbit Depok

Penerbit Malang

 

1

Cocok untuk  yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang.

cocok untuk yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak.

2

Biaya penerbitan lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat.

3

Penerbit Depok juga ada paket gratis Tapi  minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi

Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

 

        Pada sesi tanya jawab ada pertanyaan untuk membuat buku solo ternyata tidak harus dari resume yang kita buat tetapi boleh juga karya yang lain misalnya puisi.  Jenis buku yang diterima di penerbit Indie yang dapat untuk kenaikan pangkat bisa berupa buku Antologi Puisi, Antologi Cerpen, maupun buku dalam bidang pendidikan. 

        Apabila menerbitkan buku di Penerbit Indie Depok lalu di kemudian hari ada yang harus di revisi dalam buku tersebut. Apakah draf naskahnya dikembalikan kepada penulis  atau penerbit itu sendiri yang akan mengeditkannya  ? 

        Begini jawaban Pak Brian :
  1. Dalam prosesnya ada pengecekkan kembali oleh penulis
  2. Penerbit Depok maupun Penerbit Malang sama ketentuannya
  3. Penulis akan dikirimkan pdf naskah fix
  4. Penulis mengecek isi pdf siapa tahu ada yang perlu direvisi
  5. jika ada yang direvisi, penulis menulis revisinya di format revisi yang disediakan








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tokoh Idola

Pembelajaran Literasi Membaca

How To Be The F1