Tuntutan Paradigma Baru pada Profesionalitas Guru
Hari,Tanggal: Minggu, 19 Juni 2022
Pendidikan Gaya
Bank
Guru ceramah, murid duduk, diam, dengar, catat, hafal (3DCH)
- Guru mengajar, murid belajar
- Guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa
- Guru berpikir murid dipikirkan
- Guru bicara, murid mendengarkan
- Guru mengatur, murid diatur
- Guru memaksakan pilihannya, murid menuruti
- Guru bertindak, murid membayangkan
- Guru memilih apa yang diajarkan, murid menyesuaikan diri
- Guru mengacaukan wewenang wawasan yang dimilikinya dengan wewenang profesionalismenya dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid
- Guru adalah subjek belajar dan murid objeknya
Paradigma
Pembelajaran à 4
Pilar Pendidikan Sejagad
Teaching à Learning
1.
Learning
to think atau learning to know à Memberdayakan
siswa: pengetahuan dan mampu berpikir secara logis dan rasional
2.
Learning to do à Memberdayakan
siswa: berbuat à
memecahkan masalah yang dihadapi.
3.
Learning to live together à Membentuk
kesadaran dalam dunia global yang heterogen (agama,bahasa, dan budaya).
Pendidikan nilai (perdamaian,penghormatan HAM, pelestarian lingkungan hidup,
toleransi) menjadi aspek utama dalam kesadaran siswa.
4.
Learning to be: Berorientasi pada masa depan siswa à tumbuh dan
berkembang sebagai pribadi yang mandiri,memiliki harga diri, dan tidak sekedar
memiliki having (materi, jabatan, dll).
Implikasi Visi 4
Pilar
Mengembangkan
pengetahuan siswa untuk mengetahui, memahami, berpikir kritis, melakukan
sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri.
Paradigma
Pembelajaran yang diharapkan seharusnya:
- Berpusat pada siswa
Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk mengembangkan bakat dan potensinay secara optimal sehingga belajar menjadi bermakna.
- Belajar dengan melakukan
Dalam sebuah kegiatan pembelajaran guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan, menganalisis, melakukan dan menyimpulkan sendiri kompetensi yang harus dikuasai sebagai hasil belajar.
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung efektif dan optimal bila tercipta atau terdapat suasana nyaman, menyenangkan, rileks, sehat dan menggairahkan.
- Mengembangkan kemampuan social
Untuk meningkatkan terjadinya perbaikan pemahaman siswa, kegiatan pembelajaran perlu dirancang dalam bentuk diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan.
- Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
- Mengembangkan kreativitas siswa
Potensi siswa berbeda dalam hal pola pikir, daya
imajinasi, fantasi, dan hasil karya. Kegiatan pembelajaran perlu dirancang
untuk mengembangkan kreativitas.
Kompetensi diperoleh siswa sebagai penemuan (kreativitas) setelah melalui berbagai pengalaman belajar.
- memberikan bimbingan
- memantau kegiatan
- menciptakan latihan-latihan kreatif
- bertindak sebagai teman belajar
Karakteristik pembelajaran tradisional (behavioristis)
dengan pembelajaran dipercepat (accelerated learning)
|
PEMBELAJARAN TRADISIONAL Cenderung: |
PEMBELAJARAN DIPERCEPAT cenderung:
|
|
Kaku |
Luwes |
|
Muram dan serius |
Gembira |
|
Satu jalan |
Banyak jalan |
|
Mementingkan
sarana |
Mementingka tujuan |
|
Bersaing |
Bekerja sama |
|
Behavioristik |
Manusiawi |
|
Verbal |
Multi-indriawi |
|
Mengontrol |
Mengasuh |
|
Mementingkan
materi |
Mementingkan
aktivitas |
|
Mental kognitif |
Mental emosional |
|
Berdasarkan
waktu |
Berdasarkan
hasil |
Pembelajaran Abad XIX Versus Pembelajaran Abad XX –XXI
|
PEMBELAJARAN ABAD SEMBILAN BELAS:
Landasan lama didasarkan pada anggapan bahwa
pembelajar adalah konsumen, pada prestasi individu, pengotak-ngotakan,
kontrol birokrasi terpusat, pelatih sebagai pelaksana program, bahwa
pembelajaran bersifat verbal dan kognitif, dan program pelatihan sebagai
proses jalur perakitan.
|
PEMBELAJARAN ABAD DUA PULUH SATU:
Landasan baru didasarkan pada anggapan bahwa
pembelajar adalah kreator, pada kerja sama dan prestasi kelompok,
kesalingterkaitan, belajar sebagai aktivitas seluruh pikiran dan tubuh, dan
program belajar yang menyediakan lingkungan belajar yang kaya-pilihan dan
cocok untuk seluruh gaya belajar. |
|
Cita-cita pendidikan dan pembelajaran adalah melatih
orang dalam perilaku lahiriah yang didefinsikan secara sempit agar dapat
memperoleh hasil standar yang dapat diramalkan. Pendekatan pembelajaran ini
mengharuskan penumpulan diri seseorang sepenuhnya. Yang dicari adalah membuat
perilaku sejalan dengan produksi dan pemikiran rutin. Tugas pendidikan dan
pelatihan adalah mempersiapkan orang untuk menghadapi dunia yang
relatif sederhana, statis, dan dapat diramalkan.
|
Tugas pendidikan dan pembelajaran adalah
mempersiapkan orang untuk hidup di dunia yang pasang surut, yaitu dunia
tempat setiap orang harus mengerahkan kekuatan pikiran dan hati mereka
sepenuhnya dan bertindak berdasarkan kreativitas yang penuh kesadaran, bukan
sesuatu yang mudah diramalkan dan tidak membutuhkan pikiran. Bukan
menghasilkan manusia “fotokopi” seperti Abad Sembilan Belas, tetapi
kini kita harus menghasilkan “tokoh orisinal” yang dapat mengerahkan
sepenuhnya energi mereka yang potensial. Kita harus membebaskan kecerdasan
setiap orang yang unik dan bukan menindasnya atas nama standarisasi atau
“budaya perusahaan”.
|
- Kemampuan verbal
- Pengalaman belajar bidang kependidika
- Sertifikasi dalam bidangnya
- Pengetahuan Isi atau Penguasaan bidang ilmu
- Pengalaman mengajar
- Pemahaman Peserta Didik
- Interaksi sosial dengan siswa
- Entusiasme dan Motivasi dalam belajar
- Sikap terhadap profesi guru
- Refleksi kegiatan pembelajaran
- Kemampuan teknologis
Hasrat Mengubah Dunia
Ketika aku masih muda serta bebas berpikir dengan khayalanku,
Aku bermimpi untuk mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah,
Maka cita-cita itu pun kupersempit
Dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya itupun tiada hasilnya
Ketika usia senja mulai kujelang,
Lewat upaya terakhir yang penuh keputusasaan,
Kuputuskan untuk mengubah murid-muridku dan keluargaku,
Orang-orang yang paling dekat denganku,
Namun alangkah terkejutnya aku, mereka pun tak kunjung berubah !
Kini, sambil berbaring di tempat tidur ,
baru kusadari:
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri,
maka lewat memberi contoh membaca setiap hari sebagai panutan,
dan menjadi contoh budi pekerti sebagai teladan
mungkin murid-murid dan keluargaku bisa kuubah,
Berkat inspirasi dan dorongan mereka,
kemudian aku menjadi mampu memperbaiku negeriku
dan siapa tahu, bahkan aku juga bisa mengubah dunia.
Ilmu yang sangat bermanfaat untuk diterapkan
BalasHapusYuk bu kita jadi guru profesional
BalasHapusMantul guru profesional
BalasHapusInsya Alloh smg bisa yuk kita praktikkan bu
Hapus