Kebersamaanmu Tak Bisa Kulupakan
Tantangan Menulis hari ke-3
Hari,tanggal: Minggu, 12 Juni 2022
Hari,tanggal: Minggu, 12 Juni 2022
Bantul,
Yogyakarta dengan Palangka Raya bukan tempat yang dekat walau sebenarnya bisa
ditempuh dalam waktu gak sampai setengah hari. Itulah yang saya rasakan
sebagai anak bungsu dari delapan orang bersaudara yang sudah 29 tahun merantau
dan punya tanggung jawab pekerjaan yang tidak bisa seenaknya ditinggalkan.
Tentunya tidak setiap saat bisa ketemu dengan keluargaku terutama dengan ibuku
. Gawailah yang bisa mewakili pertemuan kami. Sesekali bila saatnya tiba bisa
menengok walau hanya sebentar yang penting rasa kangen itu terobati.
Ibu
tinggal di rumah bersama keluarga tepatnya di Desa Pranti, Gadingharjo,
Sanden, Bantul. Tempat yang sunyi dari kerumunan hilir mudik
kendaraan , namun suasana lingkungan yang sejuk begitu terasa karena rumahnya
dikelilingi pohon kelapa dan pohon-pohon yang lain. Para tetangga yang ramah
sehingga susana keakraban di desa begitu terasa. Di setiap pagi terdengar
gemuruh ombak dari Pantai Baru dan Pantai Pandansimo yang tak jauh dari tempat
tinggal ibu. Keindahan Pantai Baru dan Pantai Cangkring menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pengunjung pada saat liburan.
Hj. Sudjilah yang
dilahirkan di Bantul 88 yang
lalu tepatnya pada tanggal 3 Mei 1933. Seorang ibu
yang kuat dan tangguh karena atas perjuangan beliau seorang diri bisa
menghantarkan kami putra-putrinya menjadi anak yang mandiri. Seorang ibu dengan
12 cucu dan 10 buyut yang saat itu tinggal bersama kakak ( Sri Endaryati
) di Sewon, Bantul. Beruntung kakak sudah pensiun pada tahun 2020 sehingga bisa
merawat ibu, karena kebetulan kakak juga rumahnya yang paling dekat tempat
tinggalnya. sedangkan saudara yang lain merantau semua.
Namun semua itu tinggalah kenangan yang tak bisa kami lupakan begitu saja. Ibuku sudah meninggal dunia tepatnya pada tanggal 26 Februari 2022 dan hari ini Minggu tanggal 12 Juni 2022 dilaksanakan pengajian mengenang 100 hari kepergian ibuku. Terasa masih belum percaya ibuku sudah tiada. Beruntung sekali saat itu aku mengikuti kelas Belajar Menulis PGRI gelombang 24 untuk mengisi kesibukanku sambil mengalihkan perhatikanku biar gak berlarut-larut dalam kesedihan. Alhamdulillah aku pun bisa mengikuti kelas BM sampai pertemuan ke-30 dan bisa mengumpulkan 29 resume dengan enjoy.
Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - (Ali bin Abi Thalib)
Rindu Panutanku
Saat aku perlu dirimu
Perlu kasih sayangmu
Perlu nasihatmu
Perlu curahan hatimu
Aku hanya memendam rasa rindu
Aku diam membisu
Memandang jauh di sana
Dengan sekelumit doa yang terucap
Betapa berharganya sosokmu
Sebagai panutanku
Kini berubah segalanya
Dulu ada canda tawa, peluk erat
Hilang sirna karena panutanku tlah tiada
Walau hati ini pedih ,perih
Namun kurelakan panutanku pergi
Pergi selamanya menghadap Sang Pencipta
Biarlah hati ini memendam rasa rindu
Lewat sujudku
Kukirimkan lantunan doa
Agar panutanku
Tenang di sisi-Nya
Aamiin
Palangka Raya, 12062022
Isti Nurhayati,S.Pd.
MAN Kota Palangka Raya
Semoga Khusnul khatimah ibunda tercinta. Kesabaran dan ketabahan atas keluarga. Yang ditinggal aamiin ya Allah
BalasHapusAamiin ya robbal alamiin terimakasih atas doanya bunda Ovi
Hapus