Menjadikan Menulis sebagai Passion
Menjadikan Menulis sebagai Passion
Pertemuan pertama Kelas Belajar Menulis PGRI gelombang 23 dan 24 membuatku menjadi terbakar api semangat untuk menyimak pemaparan materi lewat WA grup. Sebuah awal yang sangat berkesan dan hati ini dibuat penasaran untuk menanti malam-malam berikutnya. Walaupun belum sesuai harapan akhirnya selesai juga tulisanku dan sudah nongol di bloggerku. Malam ini sambil ditemani segelas teh panas dan setoples kue kering, aku kembali bersiap-siap untuk menyimak pemaparan materi dari narasumber Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. Seorang ibu yang merupakan lokomotif dari serangkaian gerbong antologi dari beberapa kelas belajar menulis yang di motori oleh Om Jay, dan dipandu oleh moderator yang luar biasa yaitu Bu Helwiyah. Agar bisa membuat goresan pena, kupersiapkan diriku menyimak dengan saksama walau badan ini terasa letih karena seharian banyak hal yang harus kuselesaikan, namun semua itu tak membuatku galau.
Bunda Kanjeng seorang blogger. Beliau menganggap blogger itu adalah rumah tulisan sekaligus tempat memarkir tulisan sebelum dipoles untuk menjadi sebuah buku. Blog yang berisi curahan hati dan sekadar berbagi bahwa dengan menulis kita akan mendapatkan banyak manfaat dan tentunya bisa memotivasi banyak orang. Umur yang sudah tidak muda lagi tetap semangat untuk menulis dan selalu bergairah untuk menulis. Luar biasa. Saya menjadi termotivasi karena saat ini usiaku beda tipis dengan Bu Kanjeng. Kata Bunda Kanjeng orang yang memiliki gairah biasanya kreatif, penuh semangat dan selalu bahagia karena memiliki banyak harapan. Kita harus bangga dengan potensi yang kita miliki. Umur bukan kendala untuk kita tetap bisa berkarya.
Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Setiap orang sudah diberi talenta dan akal sehat agar bisa mengembangkan diri. Kita tinggal mengasah talenta kita sedikit demi sedikit. Sebagai penulis pemula pasti semuanya ragu dan merasa bukan siapa-siapa. Tetapi setelah kita menghasilkan sebuah karya kita menjadi lebih percaya diri.
Bagaimana caraya supaya sebagai penulis pemula kita tidak bingung menemukan ide untuk fokus menulis dan menentukan tema? Jadi yang terpenting kita awali menulis apa yang kita sukai dan apa yang kita kuasai. Penulis akan mudah mendapatkan ide atau gagasan apabila ada di komunitas penulis agar mendapatkan banyak ide dan inspirasi.
Untuk menumbuhkan passion atau gairah menulis harus ditanamkan mindset pada diri kita bahwa sebagai seorang guru harus banyak membaca dan banyak menulis. Potensi yang dimiliki harus terus digali caranya dengan bersinergi, berkolaborasi atau bisa juga dengan ikut membuat buku antologi agar untuk selanjutnya bisa terpicu untuk bisa menulis buku solo.
Menulis bisa menjadi passion yang menjanjikan apabila kita bisa merubah mindset bahwa menulis sudah menjadi kebutuhan bukan kewajiban. Terkadang saat mau menulis kita bingung karena ada hambatan. Hambatan itu antara lain; merasa tidak bakat menulis, tidak memiliki ide, tidak memiliki waktu, tidak mau dikritik, dan tidak suka menulis. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi saat penulis perlu dibuat outline atau kerangka.
Writing Preparation ( persiapan menulis ) yang harus diperhatikan agar tulisan menjadi menarik untuk dibaca ada 5 yaitu:
1. Menggali dan Menemukan Gagasan/Ide
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide. Untuk mempermudah menemukan gagasan / ide bisa dilakukan dengan brainstorming yaitu metode yang bisa dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah dan menghasilkan beragam ide baru sebanyak mungkin dengan cepat. Brainstorming memiliki tujuan untuk merangsang otak berpikir secara logis, spontan, dan kreatif. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka. Brainstorming bisa dilakukan dengan cara sederhana misalnya dengan menghidupkan mind mapping, membuka foto album kenangan, membaca buku-buku yang lama, bisa juga dilakukan dengan mengajak sahabat kecil duduk bersama untuk menceritakan kenangan masa kecil, itu merupakan salah satu cara membangkitkan atau merefresh otak agar bisa menemukan ide dalam menulis.
2. Menentukan Tujuan, Genre, dan Segmen Pembaca
Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Tulislah sebuah buku sesuai tema yang kita suka dan kita kuasai. Contohnya buku-buku fiksi yang banyak menjadi best seller karena buku-buku itu sesuai dengan yang dibutuhkan pembaca. .Yakinlah bahwa tulisan kita akan menemui takdir-Nya.
3. Menentukan Topik
Penentuan topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya. Kita harus bisa menentukan buku yang akan kita buat itu untuk dibaca kalangan siapa apakah untuk anak-anak, guru maupun untuk kepentingan yang lain.
4. Membuat Outline
Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Dengan outline, kita dapat mengetahui apa yang akan kita tulis dan menjadikan tulisan kita lengkap . Bisa juga dibuat pendahuluan, isi, penutup sehingga tinggal mengembangkan ide-ide kita.
5. Mengumpulkan Bahan Materi / Buku
Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Cara mendatangkan ide kita harus peka, dengan apa yang kita alami dan peka dengan apa yang kita hadapi di sekitar kita. Dengan membaca atau melihat suasana di sekitar kita pasti banyak ide yang dapat kita sampaikan untuk memotivasi atau menginspirasi orang lain. Bisa juga untuk memberikan empati kepada orang yang kurang beruntung atau memberikan apresiasi kepada orang-orang yang sudah berjasa di dalam kehidupan kita.
Cara jitu membangkitkan niat untuk mau menulis kita harus yakin dan harus mau menulis secara rutin walau dipaksa. Writing is my passion. Menulis itu gairah yang harus dijaga dan dipupuk agar bisa naik kelas dan semakin berkibar karena sebagai pegiat litersi yang berguna bagi diri sendiri atau orang lain.
Menulis sebagai hobi dan menulis sebagai passion mempunyai perbedaan. Menulis sebagai hobi apabila tidak dipupuk dan tidak dirawat lama kelamaan akan redup bahkan terlupakan. Sedangkan menulis sebagai passion menulis itu suatu kebutuhan yang harus selalu dikerjakan setiap hari karena ada gairah yang menyenangkan. Bisa dikatakan tiada hari tanpa menulis.
Penulis buku adalah pekerjaan mulia. Jadikan menulis sebagai passion. Menulis juga perlu kesabaran. Jangan berpikir harus sempurna dan jangan terlalu idealis. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan pernah takut tulisan kita jelek atau tidak ada yang mau membaca. Salam literasi.
Siiiip tulisan yg bagus 👍 salam kenal Ovi Arofiah Afifi
BalasHapusTerimakasih ibu Ovi, salam kenal kembali dari Kalteng
HapusTulisan yang bergizi. Enak dibaca dan mudah dipahami. Salam sukses, salam literasi
BalasHapusMasih belajar Bu Rina mohon koreksinya nggih , salam lierasi
HapusBagus bangat bunda, ,
BalasHapusLanjutkan terus bunda
Siap terima kasih motivasi Bpk
HapusTulisannya rapih dan enaK dibaca, semangat bunda jangan kasih kendor
BalasHapusTerimakasih bunda tambah semangat saya smg bisa terus lanjut
HapusTulisan enak dibaca, lanjut terus menulis, cemangat mencapai penulis hebat.
BalasHapusSalam Literasi
Aamiin ya Alloh, terimakasih atas motivasi Bpk
HapusKeren,Bun....bahasanya asyik.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTerima kasih bunda Susi Rita saya masih harus banyak belajar nih Bun
HapusMantul Bu ...lanjuuutt ...
BalasHapusTerimakasih Bu kita belajar bersama ya bu
Hapus"Menulis harus dengan penuh Kesabaran ". Sebagai penulis pemula tekunlah dalam proses menulis . Daripada berfokus pada kesempurnaan ataupun idealisme, hendaknya kita mencoba untuk terus menulis semampunya disertai dengan konsistensi Maka kita akan memetik hasilnya
BalasHapuscakep dan mantap.
Aamiiin terimakasih atas motivasi Bpk, smg saya bisa spt Bapak
Hapus