Konsep Buku Nonfiksi



Pertemuan : ke-15
Moderator : Dail Ma’ruf, M.Pd.
Narasumber : Musiin, M.Pd.
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Februari 2022

Konsep Buku Nonfiksi

            
        Keterampilan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yakni keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan berbahasa merupakan ketrampilan yang saling berhubungan dan saling melengkapi.

        Menulis merupakan kegiatan mendokumentasikan informasi ke dalam sarana tulis. Ketrampilan menulis dianggap sebagai ketrampilan berbahasa yang paling perlu dikuasai. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui penggunaan kalimat sederhana, efektif, dan efisien. Ketrampilan menulis tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya penguasaan ketrampilan yang lain.

        Salah satu bakat yang sebenarnya bisa dipelajari oleh semua orang adalah menulis. Menulis bukan merupakan bakat bawaan sejak lahir. Dengan mencoba berlatih menulis setiap hari dari tulisan  yang sederhana akhirnya akan menjadi terbiasa. Misalnya membuat status wa, caption instagram untuk memberikan penjelasan foto, dll.

        Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku, jika kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan. Menulis tidak semudah berbicara dan tidak semudah bergosip. Justru itulah yang menjadi tantangan penulis pemula hingga cahaya menulis itu datang dari diri sendiri. “Tak ada yang bisa menolong diri, selain diri kita sendiri”.

        Setiap orang memiliki penyebab atau pemicu rasa takut yang berbeda-beda. Hal yang wajar apabila seseorang mempunyai rasa takut dan tidak percaya diri saat mau melakukan sesuatu. Seperti yang dirasakan oleh narasumber yang pernah merasakan ketakutan yang luar biasa saat mau menulis buku. Rasa ketakutan dan kekhawatiran itu terjadi karena :

  • Takut tidak ada yang membaca tulisannya,
  • Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan
  • Merasa karya orang lain lebih bagus.

        Untuk menjauhkan ketakutan menulis tersebut akhirnya narasumber singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. dan Cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri, Akhirnya rasa minder untuk menulis tidak ada lagi dan menjadi berani untuk menulis. 

        Prof. Eko  ibarat sebagai seorang Master Chef yang memberi banyak pilihan bahan masakan yang bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa diperoleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai

Akhir-akhir ini banyak orang yang bertekad ingin menjadi penulis. Seseorang yang ingin menjadi penulis pasti punya alasan tertentu agar tulisannya bisa bermanfaat untuk orang lain. Beberapa alasan seseorang ingin menjadi penulis antara lain:

1. Berbagi pengalaman

Dalam hal berbagi pengalaman penulis harus pandai-pandai memilih dari pengalaman hidupnya yang layak untuk dibagikan kepada khalayak dan tentunya yang bisa menginspirasi banyak orang.

2. Karyanya bisa diingat selamanya

Penulis akan meninggalkan jejaknya pada tulisan yang diciptakannya sehingga akan selalu dikenang sepanjang masa.

3. Menginspirasi banyak orang

Tulisan yang diciptakan memiliki dampak besar kepada para pembaca, selalu menginspirasi dan memotivasi pembaca agar kehidupannya menjadi lebih baik lagi.

         A. Pengertian Nonfiksi

        Buku nonfiksi diartikan sebagai buku yang berisi mengenai fakta berdasarkan pengalaman, pengetahuan, maupun hasil penelitian. Buku non fiksi sifatnya juga informatif yang disajikan dengan bahasa yang jelas, akurat, dan disajikan apa adanya sesuai dengan fakta yang terjadi.

        Menurut Wikipedia, non fiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif atau seringkali berupa cerita yang pengarangnya memiliki itikad baik untuk mempertanggungjawabkan kebenaran atau akurasi tulisan yang ditulisnya.

B. Penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

 

C. Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni
  • Pratulis
  • Menulis Draf
  • Merevisi Draf
  • Menyunting Naskah
  • Menerbitkan

 Langkah Pertama Pratulis
  • Menentukan tema
  • Menemukan ide
  • Merencanakan jenis tulisan
  • Mengumpulkan bahan tulisan
  • Bertukar pikiran
  • Menyusun daftar
  • Meriset
  • Membuat Mind Mapping
  • Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Tema bisa dipilih sesuai yang dikuasai, misalnya:
  • Pengalaman pribadi
  • Pengalaman orang lain
  • Berita di media massa
  • Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
  • Imajinasi
  • Mengamati lingkungan
  • Perenungan
  • Membaca buku
Jika ide itu datang segera ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi
Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.

D. Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
  •  Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  •  Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  •  Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
  •  Penemuan yang telah didapatkan.
  •  Pemikiran yang telah direnungkan
E. Tahap berikutnya membuat kerangka melanjutkan ke proses penulisan.


BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, bisa mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

 F. Anotomi Buku atau kerangka karangan buku nonfiksi:

1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Langkah Kedua Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah Ketiga Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah

Langkah Keempat Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

 F. Hambatan-hambatan dalam menulis

1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

G. Cara mengatasi hambatan untuk menulis

1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan narasumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi 

Pada tahapan pratulis ada tahapan membuat mind Mapping. Mind mapping adalah membuat peta konsep. Peta konsep ini semacam kerangka tulisan atau bentuk awal dari tulisan kita. Peta konsep ini berisi ide utama, ide pendukung, sumber data, bentuk data yang kita tampilkan dll. Jadi ini mendorong kita untuk berkreasi mengembangkan ide kita.

Kesempatan menulis dengan Prof Eko tidak akan datang 2 kali. Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Tak ada yang bisa menolong diri, selain diri kita sendiri”.

Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku, jika kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan. "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” (Pramoedya Ananta Toer). Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

 

Komentar

  1. Selain resume lengkap, penggunaan hurup dan blog warna membantu pemirsa lebih jelas membaca . Keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya selesai juga walau tertunda ngirim Bun

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tokoh Idola

How To Be The F1

Rekayasa Mengajar Pada Jam Terakhir