Hampa Tanpa Hadirmu

 

Hampa Tanpa Hadirmu

Foto Keluarga

 

        Di suatu hari yang indah saat cahaya sang surya membawa kehangatan dan burung- burung bernyanyi dengan riang menyambut hadirmu, sosokmu yang kunantikan lahir ke dunia di tengah suka cita kehidupan hingga menambah suasana rumah tanggaku menjadi lebih berwarna. Anak-anakku laksana bulir - bulir kebahagiaan karena kehadiranmu sangat berarti dalam hidupku. Hadirmu kusambut bahagia dan dengan penuh cinta.

        Anak-anakku, saat kau terlahir jiwaku bak lautan bahagia, tiada terasa telah sembilan bulan kau hangat di rahimku. Tangis pertamamu pecahkan bahagiaku tiada tara sampai terlupa pedih dan luka.

        Saat menatap wajahmu kala pertama, bulat bersih sungguh bak telaga nirwana, dengan lapang hati serta dua tangan terbuka, kupeluk anugrah terindah dari Alloh Subkhaanahu wataalla. Dalam hati ku berucap dengan segenap jiwa dan ragaku tuk slalu menjaga tumbuh kembangmu dan juga merawatmu sampai akhir nanti. Tiada ku berharap balasan darimu tapi ku berharap yang terbaik untukmu.

        Anakku, kau cahaya mata hatiku dan pelipur lara di kala resah jiwaku. Tak sempurna kehidupan rumah tanggaku tanpa kehadiranmu anugerah Tuhan yang terindah untuk keluargaku tercinta. Kini usiamu tlah tumbuh dewasa terimalah semua kebahagian ini semoga jalan terang selalu di depanmu atas ridhlo Alloh. Kini kau tumpuanku, esok kan menjagaku dalam suka maupun duka hingga akhir usia atas ridha-Nya.

        Kala itu keluarga kecilku sudah cukup bahagia dengan kehadiran dua buah hati dua orang anak laki-laki yang ku beri nama Correy Ananta Adhilaksma dan Fernanda Reiha Ajidewanto. Siapa yang tidak mendambakan kehadiran buah hati dalam kehidupan rumah tangga? Pasti semuanya mengharapkan kehadiran buah hati karena merupakan anugerah Tuhan yang yang harus dirawat dengan kasih sayang agar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan berakhlaqul karimah.

        Sejak awal kehidupan anak-anak tergatung kepada kedua orang tuanya. Di masa pertumbuhan anak-anak perlu dibekali agama sebagai pondasi dalam kehidupannya kelak dan diperlukan interaksi yang cukup antara anak dengan orang tua atau dengan pengasuh. Orang tua juga harus bisa mengenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya agar nantinya tidak menjadi anak yang minder atau tidak percaya diri.

        Sebagai orang tua yang juga mempunyai pekerjaan pastilah peran seorang pengasuh anak sangat diperlukan begitu juga dengan anak-anakku. Setiap pagi sebelum mulai bekerja yang kebetulan saya dan suami seorang guru, kami pun menitipkan anak terlebih dahulu ke pengasuh agar kami tidak terganggu saat bekerja mengajar siswa di sekolah.

        Kedua anakku harus beberapa kali pindah sekolah karena mengikuti jejak ayahnya yang pindah tugas dari awalnya di Samuda Kotawaringin Timur lalu pindah ke Kecamatan Parenggean dan akhirnya pindah ke Palangka Raya. Tentunya banyak cerita bagi kami apalagi saat itu anak-anak masih kecil. Banyak juga kenangan yang tak terlupakan di masa kecil anak-anakku. Terkadang aku mengingatkan kenangan itu pada saat sekarang dimana saat ini mereka sudah tumbuh dewasa.

        Hidup menetap di Kota Palangka Raya mulai tahun 2007 sampai sekarang, seiring berjalannya waktu anak-anak sudah tumbuh dewasa dan Alhamdulillah di saat usiaku memasuki 41 tahun kami dikaruniai anak perempuan pada tahun 2010 yang kami beri nama Queentya Ikhma Keisharisti. Suasana rumah pun semakin ramai dengan kehadiran gadisku Keisha yang lucu dan ceria.

        Suatu dilema yang harus kuhadapi yang mungkin tidak dirasakan oleh semua orang tua, ketika kedua anakku laki-laki sekolah di Sekolah Menengah Atas dan harus menjadi siswaku sendiri saat aku mengajar di kelas. Sebagai orang tua pastilah memilihkan sekolah yang terbaik untuk anak, yang berciri khas agama misalnya, dan juga jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Itu prinsip kami sebagai orang tua yang mempunyai anak remaja biar pergaulannya bisa terkontrol.

                Masa-masa SMA terkadang anak-anak emosinya labil. Memasuki masa remaja, tidak heran jika sering terjadi emosi labil atau suasana hati yang berubah-ubah. Hal ini terjadi karena masa transisi dari anak berubah menjadi dewasa. Bisa juga karena lingkungan sekitar yang tidak mendukung atau adanya masalah yang datang silih berganti, bisa juga karena tugas sekolah yang bisa dikatakan menumpuk. Efeknya apabila disuruh oleh orang tuanya untuk mengerjakan sesuatu misalnya: disuruh sholat, mandi bahkan disuruh makan pun yang terjadi selalu ada perdebatan kecil.

        Suatu pagi ketika jam sudah menujukkan waktunya bersiap-siap berangkat untuk mencerdaskan anak bangsa, tiba-tiba ada perdebatan kecil dengan anakku di rumah hanya karena hal sepele. Pada saat itu aku harus buru-buru berangkat karena harus absen pagi dan mengajar di jam pertama yang kebetulan di kelas anakku. Rasa kaku, canggung, tidak percaya diri berbaur menjadi satu ketika ketemu anakku di kelas. Walaupun sudah bertahun-tahun menjadi guru dan sudah biasa menghadapi masalah dengan siswa lain dari memanggil orang tua karena anaknya ada masalah dan harus diselesaikan dengan BK itu hal biasa saja. Namun beda halnya dengan anak sendiri yang saat di rumah ada perdebatan sedikit dan akhirnya ketemu di kelas untuk menjadi siswaku itulah hal yang luar biasa bagiku yang pernah kurasakan dengan kedua anakku saat menjadi siswaku. Akhirnya dengan berbagai alasan aku mengajukan diri kepada pihak sekolah agar jangan diberi jadwal di kelas anakku. Alhamdulillah permintaanku disetujui.

        Tiga tahun menimba ilmu di Sekolah Menengah Atas tepatnya di MAN Kota Palangka Raya kemudian anak-anakku melanjutkan kuliah di Jakarta. Si sulung Correy melanjutkan kuliah di Surya University jurusan Teknik Fisika yang saat itu mendapat beasiswa dari Jawa Pos Network ( Dahlan Iskan ), lulus kuliah tahun 2019. Sedangkan anakku kedua bernama Reiha melanjutkan kuliah di Universitas Esa Unggul jurusan Broadcasting. Anak gadisku si bungsu Keisha mempunyai hobi menari dan ikut di salah satu sanggar di Palangka Raya, pernah juga ikut tampil tari kolosal bergabung dengan para penari dari Kalimantan Tengah saat Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun 2019 di Istana Negara.

        Tugas orang tua kepada anak adalah mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak serta menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimiliki anak. Orang tua juga perlu menanamkan pendidikan karakter dan budi pekerti kepada anak agar anak-anak kita memiliki etika, moral, dan budaya yang baik dengan lingkungan sekitar.


 

 

 

 

 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Tokoh Idola

How To Be The F1

Rekayasa Mengajar Pada Jam Terakhir